KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan
Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan.
Makalah ilmiah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua
itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami
berharap semoga makalah dapat memberikan manfaat terhadap pembacanya.
Medan, Desember
2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR
ISI ................................................................................................. ii
BAB.
I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar
Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan ...................................................................... 2
BAB
II. KAJIAN TEORITIS ....................................................................... 3
A. Konsep
Pembangunan Sebagai Usaha Perubahan Terencana ......... 3
B. Peran
Pendidikan Dalam Pembangunan Nasional .......................... 4
C. Masyarakat
Masa Depan .......................................................... 10
BAB
III. PENUTUP .................................................................................... 17
A. Kesimpulan
............................................................................. 17
B. Saran
..................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................... 18
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keunggulan suatu bangsa
tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya
manusia, yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang
sangat cepat. Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan praktisi
pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem
pendidikan nasional. Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi secara dinamis
dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah melontarkan berbagai kebijakan
tentang pendidikan yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan
masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana pengembangan sendiri sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing.
Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM.Oleh karena itu, pendidikan juga merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan.Makalah ini akan membahas mengenai esensi pendidikan dan pembangunan, pembangunan sistem pendidikan nasional, peranan pendidikan dalam pembangunan.
Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM.Oleh karena itu, pendidikan juga merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan.Makalah ini akan membahas mengenai esensi pendidikan dan pembangunan, pembangunan sistem pendidikan nasional, peranan pendidikan dalam pembangunan.
Dalam arti sederhana Pendidikan sering diartikan sebagai
usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa.
Pendidikan memiliki
peran penting dalam proses pembangunan, betapa tidak, laju perubahan sebagai
akibat dari perkembangan Ilmu Pengetahuan dan tekhnologi kemudian harus
disejajarkan dengan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam pada
itu pendidikan kemudian menjadi pioner utama dalam rangka penyiapan sumber daya
manusia. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan yang sekaligus
merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunaan nasional. Dan salan sartu
aspek terpenting dalam menyiapakan dan merekayasa arah perkembangan
masyarakat dalam pembangunan nasional adalah Pendidikan
Pembangunan Nasional berarti suatu proses perubahan struktural
kehidupan bernegara kebangsaan, yang tercakup di dalam structural politik dan
pertahanan keamanan, struktur ekonomi, serta struktur tata masyarakat dan
budaya yang. bertujuan mencapai Negara kesatuan yang berkedaulatan rakyat
serta adil dan makmur berdasarkan Pancasila, yang mampu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dengan melihat pengertian pendidikan dan pembangunan
nasional di atas oleh karena itu dalam makalah yang sederhana ini akan membahas
lebih mendalam lagi tentang pendidikan dan masa depan pembangunan
nasional.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Pembangunan
yang seperti apa untuk membangun nasional bangsa ini
2.
Apa
yang telah di sumbangkan oleh pendidikan untuk pembangunan nasional
3.
Aspek
apa saja untuk membangun sistem pendidikan nasional
4.
Bagaimana
kualitas pendidikan nasional bangsa ini
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah
- Mengetahui pengertian pendidikan nasional
- Mengetahui fungsi dan peranan hasil pendidikan
- Mengetahui pengertian pembangunan nasional
- Apa peranan manusia dalam pembangunan
- Mengetahui bagaimana esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A.
Konsep
Pembangunan Sebagai Usaha Perubahan Terencana
Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena
sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM. Oleh sebab itu, pendidikan juga
merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan. Terdapat
suatu kesan bahwa persepsi masyarakat umum tentang arti pembangunan lazimnya
bersifat menjurus. Pembangunan semata-mata hanya beruang lingkup pembangunan
material atua pembangunan fisik berupa gedung, jembatan, pabrik dan lain-lain.
Padahal sukses tidak hanya pembangunan fisik itu justru sangat di tentukan oleh
keberhasilan di dalam pembangunan rohaniah, yang secara bulat diartikan
pembangunan manusia, dan yang terakhir ini menjadi tugas utama
pendidikan.
Persepsi yang keliru tentang arti pembangunan, yang
menganggap bahwa pembangunan itu hanya semata-mata pembangunan material dapat
berdampak menghambat pembangunan sistem pendidikan, karena pembangunan itu
semestinya bersifat komperhensif yaitu menyangkut pembangunan manusia dan
lingkungannya.
Dalam GBHN, hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan
manusia dan masyarakat Indonesia, yang dilakukan secara berkelanjutan,
berdasarkan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memperhatikan tantangan global. Dalam pelaksanaannya mengacu
pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan
kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju dan
kokoh kekuatan moral dan etikanya serta religius.
Pembangunan yang dilaksanakan harus bertujuan dan bertolak
dari manusianya, pembangunan yang berakar dari peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia, maka posisi manusia jelas sebagai objek dan subjek dalam
pembangunan.
Manusia sebagai objek pembangunan sasarannya harus terarah
pada pembangunan manusia itu sendiri (rohani) seperti : kemampuan penalaran,
sikap diri, sosial pada lingkungan dan kemampuan berusaha. Fuad Hasan dalam
Umar Tirtarhardja dkk., menyatakan “Manusia adalah makhluk yang terentang
antara potensi dengan aktualisasi”. Manusia sebagai objek pembangunan diarahkan
kepada kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan lingkungan secara dinamis,
kreatif dan manusiawi, usaha inilah yang disebut pembangunan.
Fuad Hasan dalam Umar
Tirtarahardja dkk, menyatakan “manusia adalah makhluk yang terentang antara
potensi dengan aktualisasi (manusia dan citranya, Juni 1985). Diantara kedua
kutub itu terentang upaya pendidikan, pendidikan berperan mengembangkan yaitu
menghidupsuburkan potensi “kebaikan” dan sebaliknya mengerdilkan potensi
“kejahatan”.
Potensi-potensi yang
perlu dikembangkan aktualisasinya seperti kemampuan berusaha, berkreasi,
kesediaan menerima kenyataan, berpendirian, rasa bebas yang bertangung jawab,
kejujuran, toleransi, rendah hati, tenggang rasa, kemampuan bekerja sama,
menerima, melaksanakan kewajiban sebagai keniscayaan, menghormati hak orang
lain, dan seterusnya.
Hasil pendidikan dapat
menunjang pembangunan dan sebaliknya hasil pembangunan dapat menunjang usaha
pendidikan. Suatu masyarakat yang makmur tentu lebih dapat membiayai
penyelenggaraan pendidikan ke arah yang lebih bermutu.
Uraian di atas menunjukkan “status” pendidikan dan
pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta
antar keduanya.
1. Pendidikan
merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha ke
luar dari diri manusia.
2. Pendidikan
menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil
pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana dan
seterusnya).
Baca :
B.
Peran
Pendidikan Dalam Pembangunan Nasional
Pendidikan pada
hakikatnya berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, secara hakiki,
pembangunan pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya
pembangunan manusia. Upaya-upaya pembangunan di bidang pendidikan, pada
dasarnya diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia itu sendiri. Karena
pendidikan merupakan hak setiap warga negara, di dalamnya terkandung makna
bahwa pemberian layanan pendidikan kepada individu, masyarakat, dan warga
negara adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan
keluarga. Karena itu, manajemen sistem pembangunan pendidikan harus didesain
dan dilaksanakan secara terpadu, serta diarahkan pada peningkatan akses
pelayanan yang seluas-luasnya bagi warga masyarakat, dengan mengutamakan mutu,
efektivitas dan efisiensi.
Upaya pembangunan pendidikan yang dilakukan memiliki landasan komitmen internasional, sebagai visi bersama berbagai negara di dunia, melalui kesepakatan yang dikenal dengan kesepakatan Dakkar-Senegal tahun 2000. Kesepakatan Dakkar yang diimplementasikan dalam kesepahaman Education for All (EFA) meliputi enam komponen penting, yaitu:
Upaya pembangunan pendidikan yang dilakukan memiliki landasan komitmen internasional, sebagai visi bersama berbagai negara di dunia, melalui kesepakatan yang dikenal dengan kesepakatan Dakkar-Senegal tahun 2000. Kesepakatan Dakkar yang diimplementasikan dalam kesepahaman Education for All (EFA) meliputi enam komponen penting, yaitu:
·
Pendidikan anak usia dini (PAUD)
·
Pendidikan dasar
·
Pendidikan keaksaraan
·
Pendidikan kecakapan hidup (life skill)
·
Kesetaraan dan keadilan gender
·
Peningkatan mutu pendidikan.
1. Esensi
Pendidikan Dan Pembangunan Serta Titik Temunya
Manusia sebagai sasaran
pembangunan wujudnya diubah dari keadaan yang masih bersifat “potensial” ke
keadaan “aktual”.
Potensi-potensi
kebaikan yang perlu dikembangkan aktualisasinya seperti kemampuan berusaha,
berkreasi, kesediaan menerima kenyataan, berpendrian, rasa bebas yang
bertanggung jawab, kejujuran, toleransi, rendah hati, tenggang rasa, kemampuan
bekerjasama, menerima, melaksanakan kewajiban sebagai keniscayaan, menghormati hak
orang lain dan seterusnya.
Manusia dipandang
sebagai “subjek” pembangunan karena ia dengan segenap kemampuannya menggarap
lingkungannya secara dinamis dan kreatif, baik terhadap sarana lingkungan alam
maupun lingkungan sosial/ spiritual.
1)
Status pendidikan dan pembangunan
masing-masing dalam esensi pembangunan serta antara keduanya. Pendidikan
merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha
keluar dalam diri manusia.
2)
Pendidikan menghasilkan
sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat
menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan saran, dan seterusnya)
2. Peranan Pendidikan
Beberapa peranan pendidikan dalam Pembangunan Nasional berkenaan
dengan perubahan masyarakat, pengembangan sumber daya manusia dan pemeliharaan
lingkungan hidup.
1. Peranan pendidikan dalam pembangunan perubahan masyarakat
pada umumnya
1) Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang
ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat
dan utuh serta bermoral tinggi.
2) Segi Lingkungan Pendidikan
a.
Lingkungan Keluarga
Didalam lingkungan keluarga anak
dilatih berbagai kebiasaan yang baik (habit formation) tentang hal-hal
yang berhubungan dengan kecekatan, kesopanan, dan moral.
b.
Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah (pendidikan
formal), peserta didik dibimbing untuk memperluas bekal yang telah diperoleh
dari kalangan kerja keluarganya berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
c.
Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat (pendidikan
non formal), peserta didik memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis
pekerjaan, khususnya mereka yang tidak sempat melanjutkan proses belajarnya
melalui jalur formal.
3) Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah (SM) dan Pendidikan Tinggi (PT)
memberikan bekal kepada para peserta didik secara berkesinambungan. Pendidikan
dasar merupakan basic education yang memberikan bekal dasar bagi
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Artinya pendidikan tinggi
berkualitas, jika pendidikan menengahnya berkualitas, dan pendidikan menengah
berkualitas jika pendidikan dasar berkualitas.
Dengan
demikian basic education pada pendidikan dasar juga diartikan bahwa
pendidikan dasar memberikan bekal dasar kepada warga negara yang tidak sempat
melanjutkan pendidikan untuk dapat melibatkan diri ke dalam gerak pembangunan.
4) Segi Pembidangan Kerja atau Sektor
Kehidupan
Pembidangan
kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain bidang ekonomi, hukum,
sosial politik, keuangan, dan komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan,
dan lain-lain.
Pembinaan
dan pengembangan bidang-bidang tersebut hanya mungkin dikerjakan jika diisi
oleh orang-orang yang memiliki kemampuan seperti yang dibutuhkan orang-orang
dimaksud hanya bersedia jika pendidikan berbuat untuk itu.
2.
Peranan Pendidikan Dalam
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pemberdayaan sumber daya manusia termasuk tenaga kerja, baik
sebagai sasaran pembangunan maupun sebagai pelaku pembangunan. Dengan demikian,
pembangunan ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek pendukung keberhasilan
pembangunan nasional. Disisi lain, terdapat beberapa masalah yang dihadapi
dalam pelaksanaan pembangunan nasional tersebut, khususnya dibidang ketenaga
kerjaan, sehingga diperlukan kebijakan dan upaya dalam mengatasinya.
Manusia
dan pembangunan merupakan kekuatan utama sekaligus tujuan dari pembangunan itu
sendiri.
Peran
pendidikan dalam pembangunan SDM diantaranya :
a.
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
b. Membangun manusia sebagai
pelaksanaan transportasi.
c.
Membina manusia menjadi tenaga
produktif.
d. Membentuk kepribadian yang
berorientasi kepada prestasi.
e. Memperhitungkan dimensi sumber daya
manusia dan pengembangan lapangan kerja.
f.
Merubah pola pikir masyarakat yang
masih pada taraf rendah.
Sehubungan dengan hal tersebut di
atas pengembangan SDM di Indonesia dilakukan melalui tiga jalur utama :
1) Pendidikan
2) Pelatihan
3) Pengembangan karir di tempat kerja.
Jalur pendidikan merupakan tulang punggung pembangunan SDM
yang dimulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Sementara itu, jalur
pelatihan dan pengembangan karir ditempat kerja merupakan jalur suplemen dan
komplemen terhadap pendidikan.
Arah pembangunan SDM di Indonesia ditujukan pada
pengembangan kualitas SDM secara komprehensif meliputi aspek kepribadian dan
sikap mental, penguasaan ilmu dan teknologi, serta profesionalisme yang
semuanya dijiwai oleh nilai-nilai religius, sesuai dengan agamanya. Dalam
rangka pengembangan SDM di Indonesia, banyak tantangan yang harus dihadapi.
Tantangan pertama adalah jumlah penduduk yang besar, tantangan kedua luasnya
wilayah Indonesia, tantangan ketiga adalah mobilitas penduduk yang arus
besarnya justru lebh banyak ke Pulau Jawa dan ke kota-kota besar.
Tantangan seperti itu, memerlukan konsep, strategi dan
kebijakan yang tepat agar pengembangan SDM di Indonesia dapat mencapai sasaran
yang tepat secara efektif dan efisien. Hal ini dilakukan karena peningkatan
kualitas SDM Indonesia tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas dan daya
saing di dalam maupun diluar negeri, tetapi juga untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pemerataan penghasilan bagi masyarakat.
3.
Peranan Pendidikan Dalam
Pemeliharaan Lingkungan Hidup
Secara umum lingkungan adalah segala benda, kondisi, keadaan
yang mempengaruhi kehidupan makhluk termasuk manusia. Manusia sebagai khalifah
Allah telah diberkati fasilitas yang lengkap dan ditugaskan secara kreatif dan
dinamis mengerahkan kemampuannya untuk memahami realitas alam untuk
memanfaatkan dan didayagunakan demi kesejahteraan manusia.
Peran
pendidikan dalam pembangunan lingkungan hidup sebagai berikut :
a. Memberi arahan pada manusia bahwa
memelihara, mengelola dan melestarikan lingkungan hidup adalah suatu keharusan.
b. Memberikan bimbingan, bahwa
pengendalian alam harus bersifat rasional dan tidak merusak tata lingkungan
hidup manusia.
c. Supaya pembangunan yang dilaksanakan
dapat menjaga keseimbangan dan pembinaan ekosistem.
d. Untuk mengelola SDA masyarakat dapat
memberikan manfaat bagi manusia.
e.
Membudayakan pola hidup yang serasi
dengan ekosistemnya.
3. Peranan Pendidikan dalam pembangunan
nasional
Peran pendidikan dalam pembangunan
nasional antara lain:
1) Mengembangkan Teknologi Baru
Hasil pendidikan adalah orang terdidik yang mempunyai
kemampuan melaksanakan penelitian dan pengembangan yang dapat menghasilkan
teknologi baru. Lembaga – lembaga penelitian dan pengembangan seperti Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan-badan Penelitian dan Pengembangan di setiap
departemen, dan sebagainya, orang-orang terdidik hasil pendidikan bekerja, dan
menghasilkan berbagai teknologi baru.
2) Menjadi Tenaga Produktif dalam Bidang Konstruksi
Orang-orang terdidik hasil pendidikan, juga masuk dan
aktif bekerja di bidang konstruksi yang menghasilkan rancang bangun berbagai
macam pabrik dan perusahaan. Pabrik-pabrik ini yang akan menghasilkan berbagai
barang kebutuhan hidup dan jasa.
3) Menjadi Tenaga Produktif yang
Menghasilkan Barang dan Jasa
Orang-orang terdidik hasil pendidikan menjadi pula
masukan dalam pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan, sebagai tenaga kerja
produktif yang memproses produksi barang-barang kebutuhan hidup dan jasa.
Dengan demikian, adalah penghasil barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.
4) Pelaku Generasi dan Penciptaan Budaya
Orang-. Mereka inilah yang memelihara dan memperbaiki
nilai-nilai budaya dalam masyarakat.
5) Konsumen Barang dan Jasa
Orang-orang terdidik hasil pendidikan merupakan generasi
baru yang mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh
pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan. Sebagai konsumen, mereka merupakan
konsumen yang lebih banyak jenis kebutuhannya serta lebih kritis dalam
menggunakan barang-barang keperluan hidup dan jasa, apabila dibandingkan dengan
orang-orang yang tidak/kurang terdidik.
4.
Segi Pembidangan Kerja atau Sektor
Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi
antara lain bidang ekonomi, hukum, sosial, politik, keuangan, perhubungan dan
komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan dan sebagainya. Pembangunan
sektor kehidupan diartikan sebagai aktivitas pembinaan,
pengembangan dan pengisian bidang-bidang kerja agar dapat memenuhi hajat hidup
warga negara sebagai suatu bangsa sehingga tetap jaya dalam kancah kehidupan
antara bangsa-bangsa di dunia.
Pembinaan dan pengembangan bidang-bidang tersebut hanya
dikerjakan jika diisi orang-orang yang memiliki kemampuan seperti yang
dibutuhkan . Jadi sumbangan pendidikan pada pembangunan dapat disimpulkan bahwa
- Pertama; pendidikan menyiapkan manusia sebagai sumber daya pembagunan, kemudian manusia selaku sumber daya pembangunan membangun lingkungannya,
- Kedua; manusia menjadi kunci pembangunan. Kesuksesan pembangunan sangat tergantung pada manusianya.
- Ketiga; pendidikan memegang peranan penting karena merekalah yang menciptakan manusia pencipta pembangunan.
C.
Masyarakat
Masa Depan
Tujuan akhir suatu pembangunan adalah manusia, maka dalam
ruang gerak pembangunan manusia dipandang sebagai objek dan subjek pembangunan.
Manusia sebagai objek dipandang sebagai sasaran yang
dibangun. Kita tahu pembangunan merupakan pemenuhan hajat hidup manusia, apakah
seorang manusia itu telah terpenuhi kebutuhan jasmaninya seperti rumah, dan
apakah seseorang manusia itu telah terpenuhi kebutuhan rohani seperti
menanamkan nilai-nilai pendidikan dalam diri seseorang itu. Dalam manusia
dipandang sebagai objek ini, disinilah dapat kita ketahui telah sempurnanya
atau belum sebuah pembangunan.
Sedangkan manusia dipandang sebagai subjek pembangunan
karena ia dengan segenap kemampuan menjadikan lingkungannya secara dinamis dan
kreatif. Sebagai contoh dapat kita lihat pada era globalisasi ini banyak
pembangunan gedung-gedung, pembangunan sekolah dan lain sebagainya. Itu semua
karena adanya manusia sebagai pelaku pembangunan. Manusia yang belajar
bagaimana cara untuk membangun sebuah gedung, bagaimana memajukan teknologi
dalam pembangunan yang akhirnya membawa negara ini sebagai negara maju bukan
berkembang lagi. Itu semua peran dari manusia sebagai pelaku pembangunan.
Pembangunan kehidupan Negara kebangsaan Indonesia atau
pembangunan nasional Indonesia pada akhirnya harus bertujuan mencapai Negara
kesatuan yang berkedaulatan rakyat serta adil dan makmur berdasarkan Pancasila,yang
mampu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan
umum,mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social.
3. Strategi Pelaksanaan
Perkiraan Masa Depan
Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar
kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu. Demikian pula di Indonesia pendidikan
nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan
Indonesia. Landasan sosio-kultural merupakan salah satu dasar utama dalam
menentukan arah kepada program-program pendidikan baik program pendidikan
sekolah maupun program pendidikan luar sekolah.
Dari sisi lain pendidikan merupakan salah satu pilar utama
dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan setiap masyarakat. Di dalam UU
no. 2 Tahun 1989 tentang sistim pendidikan nasional dinyatakan bahwa “dalam
kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk
menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.”
Melalui upaya pendidikan kebudayaan diwariskan dan
dipelihara oleh setiap generasi bangsa. Serentak dengan itu upaya pendidikan
diarahkan pula untuk mengembangkan kebudayaan itu. Kebudayaan yang dimaksudkan
dalam arti luas yaitu keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus
dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu
(Koentjaraninggrat, 1974: 19). Kebudayaan itu dapat:
1.
Berwujud ideal, yakni ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2.
Berwujud kelakuan, yakni kelakuan
berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.
Berwujud fisik yakni benda-benda
hasil karya manusia. (Koentjaraningrat 1974: 15-22).
Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika
diingat bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan
di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu
mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan.
Pendidikan adalah masa
kini tetapi pendidikan harus juga memperkirakan masa depan, berorientasi ke
masa depan, karena naka didik masa kini adalah orang-orang pada masa depan.
Bagaimana memperkirakan masa depan dengan mempertimbangkan kecenderungan
globalisasi, perkembangan iptek, arus komunikasi yang semakin cepat dan padat,
dan peningkatan pelayanan semakin professional, adalah hal-hal yang akan
dibicarakan pada bagian ini. Selian itu dibicarakan tuntuan bagi manusia masa
depan (manusia modern) dan bagaimana mengantisipasi masa depan terutama
perubahan dalam nilai dan sikap.
Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung
dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk
sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1) Kecenderungan
Globalisasi
Di dalam
era globalisasi sifat rasa kedaerahan, corak kebangsaan tidak lagi secara
dominan dapat ditonjolkan, dunia seolah-olah makin akrab, suatu bangsa tidak
lagi merasa asing bila berada di suatu tempat bangsa lain, pakaian, makanan,
dan bahkan bahasa tidak lagi menentukan
identitas suatu bangsa. Pada saat ini hal itu baru merupakan
kecendrungan-kecendrungan yang kelihatannya semakin nyata telah menampakkan sosok yang global, sosok yang mendunia. Era globalisasi
terjadi arus lalu—lintas perjalanan bangsa-bangsa dari satu negeri sangat maju,
karena adanya system tranportasi dan
sikap penerimaan dari bangsa-bangsa yang dituju. Kemudahan transportasi dan
sikap penerimaan ini ditunjang oleh keadaan yang makin mantap dan pelayanan yang semakin memuaskan. Demikian
pula masing-masing Negara yang ada di dunia meningkatkan dan menggalakkan
pariwisata, disamping sikap masing-masing bangsa yang suka mengadakan kunjungan
atau tour ke manca Negara secara terencana. Misalnya saja, pada masa-masa
sebelumnya bangsa kita adalah bangsa yang belum tourist minded, artinya
berkunjung keluar negri , namun sekarang, bagi mereka yang mampu, bepergian ke
luar negeri itu memang sudah menjadi suatu rencana, sudah diarahkan. Kalau ada
liburan sekolah, ada yang ke Jepang, ke Amerika, paling tidak ada yang ke
Malaysia atau Singapore, paling tidak juga ,
ke Bali, ke puncak. Dan hari
libur diisi dengan perjalanan jauh. Lalu lintas kunjungan inilah yang membuat masing-masing negara menyiapkan
sesuatu yang sesuai dengan keadaan Negara yang mengunjungi, sehingga makanan,
pakaian apa yang ada di Jepang sudah pasti ada di Flipina,
begitu juga apa yang ada di Amerika sudah pasti ada restoran-restoran Indonesia
dan sebaliknya. Mobilitas antar bangsa sangat tinggi.
Dengan
keadaan yang global tidak heran kalau tetangga kita di Samosir adalah orang
Prancis, atau orang Spanyol, sehingga kita bersikap luwes dan tidak sempit.
2) Perkembangan
Ilmu Pengetahuan
Salah satu
hal yang perlu diperkirakan bagi masyarakat masa depan adalah perkembangan
iptek. Perkembangan iptek demikian cepatnya sehingga sekolah
selalu ketinggalan untuk mengikutinya, sehingga sekolah tidak siap untuk
membekali lulusannya dengan kemajuan iptek yang akan ditemui di masyarakat.
Misalnya saja, di sekolah anak-anak
diberi pelajaran
mengetik denga mesin ketik, padahal dimasyarakat mesin ini sudah tidak dipakai. Di sekolah
diberi pelajaran computer, padahal di duni pekerjaan komputer yang seperti itu
sudah ketinggalan zaman.
Demikian
juga pelajaran-pelajaran teknik, dan pelayanan yang ada di sekolah
jauh ketinggalan dengan yang ada di masyarakat, bidang kesehatan sudah begitu
canggih, tetapi yang ada di sekolah belum seberapa. Sekolah harus mempersiapkan
anak bukan saja untuk masa kini, tetapi yang lebih penting adalah untuk masa
depan yang kita perkirakan pasti sudah canggih dari pada sekarang ini, terutama dalam
bidang iptek.
3) Peningkatan
Pelayanan yang Semakin Profesional
Dapat
diperkirakan bahwa masyarakat masa depan adalah masyarakat yang menggunakan
tenaga-tenaga spesialis, semua serba spesialis, barang kali dapat juga disebut
era spesialisasi. Sejalan dengan kecenderungan globalisasi, maka setiap Negara
adalah mendunia, memiliki perspektif global,berorientasi internasional.
Hotel-hotel, rumah sakit internasional, begitu juga bank, pelabuhan udara dan pelabuhan laut dan sebagainya.
Antisipasi Terhadap Masa Depan
Berdasarkan perkiraan-perkiraan yang telah
dikemukakan berdasarkan pertimbangan kecenderungan globalisasi, perkembangan
iptek, arus komunikasi yang semakin cepat dan padat, serta peningkatan
pelayanan yang semakin profesional, maka masa depan, atau masyarakat masa depan
sudah dapat digambarkan atau diperkirakan dan pendidikan perlu mengantisipasi.
Sekaitan dengan antisipasi pendidikan terhadap masa depan,
dapat juga di katakana tuntutan-tuntutan apa yang diharapkan manusia masa
depan, akan dibicarakan di bawah ini.
1) Tuntutan
Bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Mempertimbangkan beberapa keadaan yang akan berkembang pada masa depan itu sesuai denga kecenderungan yang ada tadi,
maka agar kita survive, berhasil dan sukses, perlu diperhatikan beberapa tuntutan yang diharapkan dimiliki
oleh manusia masa depan , antara lain ialah:
· Memiliki sikap yang terbuka,
memiliki wawasan internasional dan seimbang dengan
itu memiliki wawasan nusantara dan ketahanan nasional
agar tidak lebur dengan adanya kecenderungan globalisasi, agar jati diri sebagai bangsa exsist. Memiliki
sikap toleransi yang tinggi untuk mau memahami budaya bangsa lain, berkemauan
dan berusaha meningkatkan kualitas diri pribadi , meningkatkan kegemaran membaca, mau belajar dari pengalaman
orang lain atau bangsa lain, saling menghargai dan menghormati.
· Menerapkan dan meningkatkan azas pendidikan seumur hidup
(long life education), karena dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat, orang perlu
belajar dan belajar terus agar tidak ketinggalan dengan
kemajuan yang terjadi,
agar dapat memanfaatkan perkembangan iptek tersebut secara tepat. Azas belajar
sepanjang hayat harus disikapi sebagai suatu usaha meningkatkan kualitas dari pribadi, memiliki sikap yang tidak
cepat merasa puas dengan ilmu yang telah dimiliki,
sehingga mau terus belajar baik sepanjang hayat harus disikapi dengan suatu usaha
meningkatkan kualitas pribadi,
memiliki sikap yang tidak cepat merasa puas dengan ilmu yang telah dimiliki,
sehingga ingin terus belajar baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan
nonformal, atau juga belajar secara mandiri. Barangkali sekarang kita telah
memiliki gambaran, kalau dulu sudah cukup puas bila sudah memperoleh gelar sarjana, tetapi sekarang
masih belajar lagi dan melanjutkan ke tingkat pasca
sarjana untuk sampai pada jenjang S2 dan S3. Tututan manusia masa depan sesuai dengan kecenderungan perkembangan iptek, adalah manusia yang suka belajar dan
berusaha meningkatkan kualitas dirinya.
· Melengkapi sarana kehidupan dengan
alat-alat komunikasi yang up to date, karena arus komunikasi
yang semakin cepat dan padat kurang dapat ditangkap informasinya dengan cara-cara tradisional, misalnya dengan surat
kabar dan majalah. Pada masa sekarang ini saja bagi orang-orang
yang merasa berkepentingan dengan informasi mereka menyewa bahkan
memiliki saluran internet, faximale, walaupun memang ada orang-orang memakai
telepon genggam sekedar gengsi,
prestise, atau pajangan. Di era informasi dan komunikasi orang-orang dituntut
untuk cepat tanggap, dituntut meningkatkan inisiatif dan
kreativitas.
· Memiliki ilmu pengetahuan yang
bersifat khusus, memiliki spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu, mengikuti program khusus tenaga kerja
tertentu, penguasaan beberapa bahas asing dan penampilan yang layak untuk standard internasional. Barang
kali kita dapat juga dikemukakan di sini bahwa zaman sekarang dan masa depan
itu di sebut zaman modern, dan manusianya disebut manusia modern, adapun
cirri-ciri manusia modern diantaranya adalah:
1. Mempercayai dan mengutamakan
kemampuan akal manusia, artinya tidak ada yang tidak dipelajari asalkan orang
mau menggunakan akal dan pikirannya
secara sungguh-sungguh.
2. Menggunakan dan memanfaatkan waktu sangat efisien, sangat
padat dan sangat ketat, teratur untuk hal-hal yang berguna. Orang modern
mampu mengatur waktu dan mengisi waktu
sesuai dengan yang direncanakan
3. Suka kepada pembaharuan dan mau
menerima pembaharuan, karenanya orang modern juga suka kepada perubahan, selalu
bersifat dinamis, suka mencoba untuk membuktikan mana yang lebih baik, yang
lama atau yang baru. Orang yang tidak modern sukar sekali diajak untuk
mengadakan pembaharuan, menolak dan bahkan selalu curiga kepada pembaharuan,
tidak suka mencoba.
4. Orrientasi kee masa depan, masa lalu
bukan untuk dipuja dan dikenang-kenang, tetapi untuk dijadikan pelajaran dan
pengalaman dalam merencanakan masa depan.
5. Hemat dalam penggunaan penghasilan,
saving minded ( cara hidup yang suka menabung ), penggunaan uang juga terencana.
6. Mampu mengontrol diri sendiri, kurang senang diatur
dan dicampuri oleh orang lain.
7. Tidak suka bergantung pada bantuan
orang lain.
Upaya-Upaya Mengantisipasi Masa Depan, Terutama Perubahan Dalam Nilai
dan Sikap
Mengantisipasi masa
depan terutama dalam perubahan nilai dan
sikap adalah merupakan hal yang sangat sulit dan tidak dapat
dilaksanakan dalam waktu yang cepat. Mengubah
orang dari yang bersifat negative menjadi sikap positif, luas dan
rasional, dari sikap yang menolak perubahan kepada sikap yang menerima dan melaksanakan
perubahan.
Namun demikian kita tetap percaya bahwa upaya-upaya hanya
dapat dilakukan melalui pendidikan di rumah tangga oleh keluarga, pendidikan di
sekolah dan pendidikan di masyarakat.
Ketiga pusat pendidikan ini didukung oleh kebijakan-kebijakan dari pemerintah agar
mampu mempersiapkan manusia masa depan
dengan segala tuntutannya.
Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidikan dengan
menganalisis materi yang ada di dalam
kurikulum dan di dalam buku pelajaran. apa yang dapat diberikan agar
materi dapat mendekati kenyataan yang ada di masa depan. Sekolah dapat
menyediakan sarana seperti laboratorium, perpustakaan, ruang praktek,
ruang computer, ruang gelap untuk belajar dengan media slide, dan film ilmu
pengetahuan dengan catatan sarana tersebut bukan hanya ada namun memiliki
fungsi.
Diperlukan suasana yang demokratis dan suasana lainnya yang
konduksif untuk mengembangkan sikap dan nilai-nilai yang harus dimiliki anak
untuk masa depan, maka suasana belajar-mengajar lebih menekankan pengembangan
diri anak dengan memberikan kesempatan yang luas untuk mengeluarkan pendapat,
untuk pembelajaran sendiri. Sekolah tetap tanggap kepada suku bangsa yang ada
di kelas, dan juga berbagai kepercayaan yang ada. Guru membiasakan anak untuk
mampu mencari informasi tentang apa saja yang sesuai dengan anak, informasi
tentang dunia kerja, informasi tentang buku yang baik dan baru, informasi
tentang kecenderungan masa depan, Jadi sekolah sebagai agent of innovation,
secara terencana mengarahkan siswanya untuk mengantisipasi masa depan dengan
segala ciri dan tuntutannya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan dan pembangunan memiliki
hubungan yang saling berkaitan. Keduanya merupakan suatu garis yang terletak
kontinu dan saling mengisi. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan ke dalam
diri manusia untuk nantinya dapat menghasilkan sumber daya manusia yang dapat
menunjang pembangunan, yaitu pembangunan lingkungan
sekitar yang dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat luas. Hasil pembangunan
yang telah dilaksanakan oleh manusia yang terdidik dapat kembali menunjang
pendidikan baik itu dari segi pembinaan, penyediaan sarana dan lainnya.
Selain itu, sumbangan pendidikan pada
pembangunan dapat dibilang sangat besar. Baik itu dari segi sasaran, segi
lingkungan, segi jenjang pendidikan maupun pembidangan kerja atau sector
kehidupan. Pendidikan memang memegang peranan penting pada pembangunan karena
berkat manusia yang terdidik maka dapat menciptakan manusia pencipta
pembangunan.
Pendidikan merupakan
jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi.
Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem
krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan bagi
pemerintah.
B. Saran
1.
Bila
pembangunan di Negara kita ingin maksimal, maka harus meningkatkan mutu sumber
daya manusianya lewat pendidikan yang lebih maju.
2.
Meningkatkan
dan meratakan pendidikan di seluruh Negara.
3.
Memberikan
sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap, agar menunjang peningkatan mutu
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Mudyahardjo, Redja. 1995. Pengantar Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Wahyudin, Dinn. dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tirtarahardja, Umar. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
http://maulidianianishas.blogspot.co.id/2012/01/peran-pendidikan-dalam-pembangunan.html
Termakasih sudah mauberbagi informasi pembanguna dalam aspek pendidikan semogaberkah dan memberikan manfaat kepada pembaca
BalasHapus